Selasa, 30 Juli 2019

Istilah di Dunia Pertambangan

A
Availability : Kesiapan unit untuk dapat beroperasi.
Accident : Kejadian yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan kerugian baik manusia, peralatan maupun lingkungan.

B
BCM : Singkatan dari Bank Cubik Meter, meter kubik ditempat meter kubik padat. Besaran yang paling sering digunakan untuk isi batuan/tanah penutup batubara baik sebelum digali maupun yang telah digali.
BOE : Singkatan dari barrel of oil equivalent. 1 BOE setara dengan 0.2004 ton batubara.
Bund Wall : Tanggul Pengaman.
Berm : Semacam tanggul atau dinding teras yang terbentuk secara alami. lereng yang sengaja dibuat untuk penahan longsor pada tambang terbuka atau pada penggalian lainnya. Istilah berm sering pula disamakan dengan teras atau landaian yang dibuat untuk jalan angkut pada tambang terbuka. Berm dapat juga berarti lapisan tipis batubara yang ditinggalkan sementara untuk dipakai sebagai landasan kerja untuk pengupasan lapisan penutup disebelahnya.
Bowplang : Patok acuan untuk pembentukan slope.
Boundary/Stripping : Batas terluar dari desain tambang atau batas penambangan.
Backlog : Pemeriksaan suatu unit yang apabila ditemukan adanya indikasi kerusakan akan dibuatkan permintaan Recommended part dan unit masih dapat dioperasikan dimana waktu pengerjaan untuk kerusakan yang terindikasakan dilaksanakan pada saat program service oleh PIC.
Break down : Istilah pada alat atau unit yang tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya akibat kerusakan dari system unit tersebut atau sedang dilakukan proses perawatan.
Burden : Jarak antar baris lubang tembak pertama dengan bidang bebas atau jarak antar baris lubang tembak.
Blasting : Adalah Proses pemberaian material (rock loosening) yang memanfaatkan energi ledak dari hasil reaksi bahan-bahan peledak yang telah dipasang dan dirangkai berdasarkan aturan tertentu.


C
Clay : Tanah lempung.
Cycle Time : Waktu edar yang diperlukan oleh unit untuk melakukan satu siklus/perputaran kerja.
Cleaning Coal : Kegiatan untuk membersihkan permukaan lapisan batubara dari material  overburden, sisipan, dirty coal, fines coal dan material lain non batubara.
Coal Getting : Pengambilan batubara yang siap untuk di loading.
Crusher : Mesin penghancur batubara sehingga menjadi butir-butiran kecil sesuai dengan permintaan pasar.
Clinometer : alat untuk mengukur sudut dari patok atau hasil pemebentukan slope.
Crest : Kepala slope atau bagian atas slope.
Crest Toe : Pertemuan antara kepala dan kaki slope.
Canibal Component : Proses peminjaman component dari satu equipment ke equipmet lain dengan tujuan untuk menekan angka break down pada satu equipment.
Check/Time Sheet : Lembaran Form yang berisi daftar komponent yang harus di cek.
Clean Up Lokasi Drilling : Kegiatan untuk meratakan dan membersihkan (biasanya oleh light dozer) lokasi drilling sehingga alat bor dapat melakukan aktivitas pemboran.
Clearing : Kegiatan pembersihan permukaan tanah dengan cara membuang tumbuhan atau bangunan-bangunan sebagai langkah permulaan sebelum pengupasan lapisan penutup batubara atau bahan galian lain.
Coal Isopach : Isopach batubara yakni garis-garis yang menghubungkan titik-titik yangmempunyai ketebalan lapisan batubara yang sama.
Coal Measures : Yakni pelapisan batubara yang luas yang mengandung satu atau lebih lapisan batubara. dapat pula berarti suatu kelompok lapisan-lapisan batubara atau serangkaian pelapisan berbagai jenis-jenis batuan sedimen dengan ketebalan sampai beberapa ribu meter dan diantara pelapisan batuan-batuan tersebut terdapat satu atau lebih lapisan batubara.
Coal Ply : Bagian dari lapisan batubara yang terpisah dengan bagian lainnya diatas atau dibawahnya karena adanya lapisan batuan (parting atau band).
Coal Seat : Lempung dibawah lapisan batubara, juga berarti lapisan tanah yang mengandung banyak sekali akar-akar tumbuhan terdapat di bawah lapisan batubara.
Coal Series : Yakni urutan dari beberapa tahapan proses pembentukan batubara dengan peringkat yang semakin tinggi akibat naiknya metamorfosa. juga dapat berarti urutan terjadinya batubara mulai dari gambut (yang bukan batubara) menjadi lignit, batubara bitumen, antrasit dan grafit (yang bukan batubara tetapi karbon murni).
Coal Smut : Lapisan batubara yang remuk akibat pelapukan dan oksidasi karena muncul dekat permukaan, jadi sama dengan coal blossom dan singkapan batubara.

D
Disposal : Tempat/lokasi yang dirancang/direncanakan untuk menampung material buangan overburden dari tambang.
Dip : Kemiringan dari pada perlapisan batuan (pasir, clay maupun batubara).
Down Dip : Yaitu sejajar atau searah dengan kemiringan lapisan batubara atau bahan galian lainnya.
Down Slope : Yaitu permukaan tanah antara proyeksi singkapan batubara paling dalam yang sedang ditambang dengan lantai batuan dibawah singkapan tersebut.
Down Line : Yaitu waktu terbuang untuk alat-alat berat (waktu tidak produktif), karena terpakai untuk perbaikan, perpindahan alat dari satu lokasi kerja ke lokasi lain, perjalanan alat dari lokasi kerja kebengkel dan sebaliknya.
Digging : Pengalian.
Direct Digging : Penggalian secara langsung tanpa di ripping.
Dirty Coal : Batubara yang telah tercampur dengan material overburden atau sisipan.
Design Map : Peta rencana (desain) penambangan yang menjelaskan daerah atau area yang akan ditambang sesuai periode (tahunan, tiga bulanan, atau bulanan).
Drill Design : Dokumen yang menjelaskan mengenai pola pemboran, jumlah lubang bor, dimensi pemboran.

E
End Wall  : Dinding atau batas akhir dari penambangan. Biasanya terdapat diujung daerah penambangan (melintang strike).
Expose : Lapisan batubara fresh (segar/baru) yang terbuka oleh karena adanya pengupasan overburden di atas atau di samping lapisan batubara tersebut.

F
Floor : Bagian bawah lapisan batubara.
Front Loading : Titik lokasi pengambilan OB/batubara yang sudah siap dimuat ke Dump Truck/alat hauling.
Frame Disposal : Bagian luar dari tiap level disposal yang berfungsi sebagai counter bagian tengah disposal.
Fines Coal : Batubara berukuran sangat kecil (halus), terjadi akibat adanya penghancuran oleh unit yang bekerja di atas lapisan batubara.
Fine Coal Trap : Tempat untuk menampung dan memisahkan antara batubara yang halus dengan air.
Fatal Accident : Kecelakaan yang mengakibatkan kematian dalam kurun waktu 1 x 24 Jam setelah kecelakaan terjadi.
Follow up P2H : Kegiatan untuk menindak lanjuti problem yang tertulis dalam laporan P2H.

G
General Work : Pekerjaan yang sifatnya umum untuk mensupport pekerjaan tambang misalnya : drainasi, sloping, cleaning, dll).
Grade : Kualitas (batubara) berdasarkan terutama kandungan belerang dan abu serta serta jenis abunya. Menurut kualitas, batubara dibagi atas berkualitas tinggi, sedang dan rendah.

H
Hauling Road : Jalan angkut OB dan Batubara, OB ke disposal dan batubara ke port site.
High Grading : Cara penambangan batubara dengan mengambil batubara berkualitas tinggi dan meninggalkan yang kurang baik. Secara teknis cara memilah-milah ini adalah ekonomis tetapi dari segi konserpasi sumber daya cara ini dipandang merugikan.

I
Induksi K3LH : Suatu metode atau sistem untuk menyampaikan atau menjelaskan tentang Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3&LH) dan aturannya.
Investigasi : Penyelidikan factor dasar yang menyebabkan kecelakaan dan melakukan tindakan perbaikan.
Inspeksi Awal : Inspeksi kontaminasi sebelum melakukan aktivitas yaitu pada awal shift atau unit yang  selesai perbaikan.
IB/Inter Burden : Lapisan tanah penutup yang terletak diantara dua lapisan batubara/bahan galian.

J
Joint Survey : Kegiatan pengukuran dan pengambilan data bersama antar Contractor dengan customer.

K
Kontaminasi : Terbawanya material-material non batubara ke Crushing Plant

L
LCM/Loose Cubic Meter : Meter kubik tanah gembur.
Loading : Pemuatan, biasanya yang di muat OB atau Coal.
Land Clearing : Pembersihan areal menggunakan A2B dari semak belukar atau pohon-pohon yang berdiameter kecil sampai besar untuk persiapan penambangan.
Lost Time Injury Minor : Kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan jam kerja lebih dari 1 x 24 Jam dan tidak lebih dari 36 Jam.
Lost Time Injury Mayor : Kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan jam kerja lebih dari 36 Jam dan tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari.
Limbah Repair : Material-material yang tidak digunakan lagi akibat proses service dan repair.
Low Ash Coal : Batubara yang mengandung kadar abu rendah.
Low Grade Coal : Batubara bermutu rendah, yaitu batubara yang pemanpaatannya terbatas karena abu tinggi, nilai kalori rendah, kadar belerang tinggi, kadar air tinggi dan sebagainya.

M
Misfire : Peledakan yang mangkir (tidak meledak sebagian atau seluruhnya) dan harus diledakkan kembali.
Mud : Lumpur.
Mud Pond : Kolam penampungan lumpur.
Mine Run Coal : Batubara yang sudah di tambang termasuk batubara yang telah diangkutdan ditumpuk ditempat penumpukan sebelum digerus atau diolah lebih lanjut.
Mechanical Availability : Kesiapan unit secara mekanik/mesin.
Mine Design : Peta/desain tambang yang menjelaskan lokasi pekerjaan tambang dalam periode tertentu.
Mine Plan : Bagian atau section dari Engineering Department yang aktivitasnya berfungsi dan bertanggung jawab terhadap pembuatan dan pengendalian dokumen perencanaan tambang baik setting target produksi maupun desain penambangan


N
Near Miss : Suatu kejadian yang hampir menyebabkan terjadinya kecelakaan yang tidak menimbulkan Lost Tme Injury dan Property Damage, tetapi perlu diadakan tindakan perbaikan.
Native : Batubara yang asli (alami) yang masih berada di dalam kerak bumi dan sering diartikan juga sebagai batubara yang terbentuk atau terdapat ditempat dimana tumbuhan asalnya tumbuh.

O
OB/Over Burden : Yaitu lapisan tanah (batuan) yang menutupi lapisan batubara. sering disingkat dengan OB, Bila Over Burden telah digali diangkat dan dibuang disebut limbah.
Overburden Fill : Kupasan tanah penutup lapisan batubara yang digunakan untuk  pengurugan (reklamasi) lahan yang digali untuk penambangan batubara.
Overburden Isopach : Yaitu garis sama tebal, yakni garis (kontur) yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketebalan tanah penutup (overburden) yang sama.
Overburden Ratio : Yakni perbandingan antara tanah penutup dengan batubara.

P
PIT : Lokasi penambangan.
Pit Room : Merupakan blok batubara yang dipersiapkan sebagai cadangan tempat produksi batubara (tambang dalam) yang dioperasikan bila terjadi hambatan pada blok produktif aktif.
Parting : Yaitu lapisan tanah atau batuan yang relatif tipis di banding dengan tebal batubara yang terdapat di dalam lapisan batubara dan biasanya dapat menempel pada batubara yang digali(ditambang).
P2H/Pemeliharaan dan Pemeriksaan Harian : Program pemeriksaan alat harian yang dilakukan oleh operator.
Ponton : Saran pengakutan lewat sungai atau laut.
Produksi : Jumlah produksi atau hasil kerja unit persatuan waktu (per shift/perhari/perbulan).
Productivity : Kapasitas produksi unit per jam.
Property Damange adalah  kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan pada peralatan dengan tingkatan :
- Ringan (kerugian harta benda) dari $ 0 sampai $ 100
- Sedang (kerugian harta benda) dari $ 100 sampai $ 1.000
- Berat (kerugian harta benda) dari $ 1000 - keatas.
Periodik Service (PS) : Yaitu service yang telah dijadwalkan untuk masing-masing unit, sebagai berikut:
- PS I , 250/2500 HM
- PS II, 500/5000 HM
- PS II, 500/5000 HM
- PS IV, 1000/10000 HM
- General, 2000/20000 HM.

R
Ripping : Penggaruan/Pemberian/Loosening material dengan mengunakan Alat Berat, biasanya yang digaru OB.
ROM (Run of Mine ) : Tempat penyetokan batubara yang belum dimasukkan ke tempat crusher /mesin penghancur batubara.
ROM Stockpile : Proses penumpukan batubara yang diatur menurut aturan tertentu dan dilakukan di tempat tertentu.
Re-Induksi : Suatu sistem untuk mereview informasi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3&LH) baru maupun revisi.
Road Maintenance : Peralatan jalan yang meliputi : grading, compacting, bund wall, peralatan dll.

S
Sub Soil : Lapisan tanah antara top soil dan overburden (lapisan tanah inti).
Sand stone : Batu pasir.
SR (Strpping Ratio) : Ratio atau perbandingan antara overburden yang dikupas dengan bahan galian (coal, dll) yang didapat.
Spontaneous Combustion : Terbakarnya batubara baik dalam kondisi insitu maupun dalam stock ROM dikarenakan karena kondisi yang lembab atau panas.
Survey : Bagian dari Engineering Department yang aktivitasnya berfungsi dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pengukuran dan pemetaan di lapangan/tambang.
Stake Out : Proses menentukan titik lokasi di lapangan dengan memberi tanda tertentu (biasanya patok) sesuai dengan titik rencana dalam peta.
Survey Monthly Progress : Pengukuran hasil pelaksanaan pekerjaan produksi di lapangan/tambang yang dilakukan pada setiap akhir periode bulanan.
Survey Orginal : Survey yang diilakukn untuk memetakkan Topografi lokasi awal sebelum diilakukan penambangan.
Survey Progress : Survey yang dilakukan untuk mengetahui kemajuan penambangan yang telah dilakukan.
Survey Final : Survey yang dilakukan untuk mengetahui volume akhir (Coal dan Overburden) yang telah ditambang.
Slope : Kemiringan dari suatu lereng yang telah di buat.
Slope Stability : Tingkat menantapan/ kestabilan lereng.
Strike : Arah penyebaran lapisan batubara.
Safety Officer : Orang yang mempunyai keahlian dan pengetahuan dalam bidang Keselamatan, Kesehatan Kerja dan lingkungan Hidup.
Spacing : Jarak antar lubang tembak dalam baris yang sama.
Settling Pond : Kolam Pengendapan.
Sub Soil : Tanah di bawah lapisan Top Soil.
Sump : tempat yang paling rendah (semacam kolam kecil) dalam tambang (tambang dalam atau tambang terbuka) untuk menampung air dandari tempat itu air dipompakan keluar tambang.

T
Toe : Kaki Slope.
Top Soil : Lapisan tanah paling atas (pucuk atau humus).
Tangki Stock : Tempat penampungan solar.

U
Utilisasi : Jam yang digunakan pada keadaan alat yang siap operasi
Unit Prioritas : Unit (equipment) yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan operasi dan juga unit yang break down dengan posisi mengganggu kegiatan operasi.
Unschedule Service : Service yang dilakukan diluar rencana service yang tidak dijadwalkan karena adanya kerusakan unit dilapangan.

W
Waste Dump : Nama lain Disposal.

Y
Yearly Target : Target produksi yang diminta atau direncanakan Customer, yaitu berupa tabel jumlah/ besarnya produksi dalam satu tahun, keterangan lokasi pengambilan dan catatan lain yang diperlukan.



Revisi saya jika ada yang salah

Sexy Killer Gold Black Batubara

Uraian berikut adalah merupakan hasil penelusuran mengenai penjualan batu bara secara retail , yang ternyata tidak hanya identik dengan pengusaha-pengusaha bermodal besar, namun bisa juga dilakukan oleh para enterpreneur dengan modal pas-pasan dan bahkan juga oleh pemula. 

1. Pembagian Klasifikasi 
Dalam pembagian jenis dan mutu batu bara biasanya ditentukan melalui nilai GAR atau ADB atau yang lebih dikenal secara umum 
sebagai Kalori. Semakin tinggi nilainya menunjukkan kelas dan mutu batu bara tersebut semakin bagus, namun sebenarnya bukan 
hanya nilai Kalori tersebut yang menjadi patokan, tapi nilai patokan lainnya juga menjadi acuan, seperti nilai HGI, Moisture, dan 
lain-lainnya. Sample batu bara diambil secara random lalu diberikan kepada independent lab. Ataupun factory lab. 

Untuk pasar Jawa Timur sendiri pembagian batu bara diklasifikasikan dalam 3 hal , yaitu :
a. Kalori Tinggi disingkat KT, ADB 6100 up
b. Kalori Medium /Middle disingkat KM, ADB 5500-5800
c. Kalori Rendah disingkat KR, < ADB 5500

Nah, untuk KT sendiri ada juga yang dikenal dengan KT murni dan kemudian ada juga istilah KT Banci, yaitu yang tidak sampai 
menyentuh ADB 6100, namun memiliki karakteristik warna yang bagus, dalam kisaran 5700-6000.

2. Ukuran dan Bentuk 
Permintaan dari Pabrik/Konsumen batu bara terbagi-bagi sesuai dengan kebutuhan masing-masing yang dicocokkan dengan boiler pabrik , yaitu sebagai berikut :
a. Ukuran Batu Bara yang acak atau dikenal dengan nama Asalan
b. Ukuran Batu Bara yang besar-besar
c. Ukuran Batu Bara yang terperinci , contoh ukuran 10-50 mm atau dikenal dengan istilah Crusher
d. Ukuran Batu Bara yang halus-halus, contoh ukuran 5-10 mm atau seperti butiran pasir yang dikenal dengan istilah Halusan

3. Cara Pengiriman dan Packing 
Pengiriman ke Pabrik sangat tergantung kepada permintaan dari Konsumen, ada 2 jenis yang diminta oleh masing-masing pabrik, yaitu secara loss (tanpa packing) dan ini biasanya menggunakan dump truck dimana batu bara tersebut dimuat langsung oleh wheel loader tanpa dipacking apapun dan kemudian diatas dump truck tersebut ditutup terpal untuk mencegah debu beterbangan. 
Satu lagi adalah permintaan dimana batu bara tersebut telah dipacking secara karungan – biasanya menggunakan karung ukuran 50 kg. 



Jika anda membutuhkan Batubara bisa Hubungi saya
+6281325553281

Minggu, 22 Januari 2017

Pianis Hitler asli Indonesia

Tapi tahukah Anda, di balik kekejamannya itu, ternyata Hitler juga memiliki sisi lain yang jarang diketahui banyak orang.
Dia dikenal sangat menyukai musik klasik dan sering menggelar konser pribadi di rumah peristirahatannya di Obersalzberg.
Hitler memiliki seorang pianis bernama Ernst Hanfstaengl, anak dari Franz Hanfstaengl, seorang pengusaha penerbitan di Jerman dan Amerika Serikat
Franz cukup sering membantu keuangan Hitler, termasuk menerbitkan bukunya yang berjudul Mein Kampf.
Namun, seiring berjalanya waktu, hubungan Ernst dan Hitler mulai menunjukan kerenggangan.
Hitler sering mendengar hal-hal buruk tentang Ernst yang kala itu menjabat sebagai kepala Biro Pers Luar Negeri di Amerika.
Puncak rusaknya hubungan mereka karena Unity Mitford, perempuan cantik teman dekat Hitler. Setelah bercerai dengan Helene, istrinya terdahulu, Ernst mendekati Unity yang membuat Hitler tidak senang.
Merasa nyawanya terancam, Ernst lari ke Swiss kemudian ke Inggris. Ketika Perang Dunia II meletus, dia ditahan di Kanada. Pada 1942, dia dikirim ke Amerika atas permintaan pribadi Franklin D. Roosevelt, teman semasa Ernst berkuliah di Harvard. Kemudian Roosevelt mengangkatnya sebagai penasihat politik.
Lalu siapahkah yang menggantikan Ernst sebagai pianis Hitler?
Sebuah buku berjudul Jejak Hitler di Indonesia (2016) yang ditulis Horst H. Geerken mengungkap bahwa pianis pengganti Ernst adalah seorang berkebangsaan Hindia Belanda --yang sekarang menjadi Indonesia, Abu Bakar.
Horst H Geerken
Geerken mengetahuinya setelah mendapatkan informasi dari Iwan Ong Santosa, wartawan Kompas yang menekuni sejarah.
Iwan dan ibunya menceritakan bahwa pada 1990-an mereka ingin membeli rumah di Bogor, lalu ditawari sebuah rumah di Jalan Raya Bogor milik Abu Bakar yang berusia sekitar 80 tahun. Abu Bakar mengajar les piano dan biola.
“ Tembok rumahnya tertutup oleh foto-foto dari guntingan koran berbahasa Jerman dan Indonesia yang memperlihatkan Abu Bakar sedang berpose bersama Hitler; dan Abu Bakar sedang memainkan piano dengan Hitler dan Eva Braun di dekatnya,” tulis Geerken.
Kendati gagal membeli rumah itu karena Abu Bakar memutuskan tidak menjualnya, Iwan mendapatkan kisah menarik sang pemilik rumah.
Abu Bakar bercerita kepada Iwan dan ibunya bahwa dia pernah tinggal di Jerman tahun 1937 dan selama perang paling lama di paviliun tambahan di kediaman Hitler di Obersalzberg.
Dia secara teratur pergi menghibur Hitler dan istrinya, Eva Braun, ketika mereka bersantai dengan mendengarkan musik di petang hari.
Bagaimana Abu Bakar bisa pergi ke Jerman? Menurut Geerken barangkali tidak akan pernah diperoleh jawaban yang pasti. “ Dalam pikiran saya, kuncinya ada di Walther Hewel,” kata Geerken.
Sampai tahun 1936, Hewel tinggal di perkebunan Neglasari (Neglasari Estate Plantation), dekat Garut, Jawa Barat. Hewel juga penggemar berat musik klasik sebagaimana terlihat dalam catatan di buku hariannya.
Dia mengenal Abu Bakar karena sering konser eksklusif di hadapan bos-bos perkebunan. Hewel kemungkinan mendengar kaburnya Ernst dan mengatur agar Abu Bakar bisa berangkat ke Jerman.
Abu Bakar kembali ke Indonesia setelah tahun 1950. Dia hidup membujang dan kesepian di usia tua. Dia menjual rumahnya pada 1994. Jejaknya lenyap seperti bekas rumahnya yang telah menjadi kebun penuh pepohonan.
Abu Bakar tidak mendapat kekayaan dari hasil bermusik bagi elite Nazi Jerman. “ Namun, masa-masa berada dekat Hitler dan kalangan elitenya, membuat dia banyak dihormati orang di Bogor dan kisah-kisahnya tentang Hitler dan Obersalzberg selalu diterima baik oleh para tetanganya,” kata Geerken.
(Dari berbagai sumber)
Mengarungi indahnya Rawa Pening dan surga tersembunyi di Ponorogo (4/4)
Join Dream.co.id
Cara Membuat Kaldu Udang
Related
Editor's Pick
Komentar


What Next

More From News Section